Bulan malam ini sedang indah-indahnya. Bersembunyi dibalik kabut tipis, seakan Ia tak sadar bahwa tubuhnya terlalu besar.
Tapi setelah tatapan ketiga, aku tahu ada yang berbeda. Sedikit darinya tengah meluruh.
Tidak.
Aku salah.
Bagian yang luruh memang kecil, tapi mereka berderet berurutan, runtuh tanpa henti hingga membentuk lubang sebesar kutub utara.
Baru kali ini aku lihat bulan kehilangan pancaran magisnya.
Debu ajaib mengebul heboh, tertiup angin antariksa.
Kemudian kututup kedua mata dengan tanganku yang basah. Aku takut.
Takut rembulan jatuh.
Namun kuberanikan diri untuk membuka mata setelah beberapa saat.
Lagi-lagi aku salah.
Yang daritadi kupandang adalah pantulan rembulan di kolam ikan. Beserta bayangan perempuan berwajah lusuh.
Sedangkan yang kukhawatirkan masih bertengger anggun di langit malam, sambil berkata : "Tetap berpegang padaku. Aku tak akan runtuh".
No comments:
Post a Comment